Aksi Cuci Almamater

Universitas Udayana, Kampus “Pewahyu Rakyat”???


 

Denpasar, 2 Mei 2023| Dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional, puluhan mahasiswa Universitas Udayana menyelenggarakan “Aksi Simbolik” dengan mencuci Jas Almamater sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap Rektor Universitas Udayana karena telah membuktikan dalam pra-peradilan bahwasannya Universitas Udayana, telah dikerubungi oleh komersialisasi, privatisasi, dan politisasi pendidikan.

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan, itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup setiap masyarakat. Landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normative. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Peringatan Hari Pendidikan Nasional sebenarnya mengingat banyaknya perjuangan kemajuan pendidikan Indonesia sejak masa penjajahan.

Dalam masyarakat modern kini, kita belum menemukan titik terang filosofi HARDIKNAS. Pendidikan dijadikan ajang korupsi, bukan penjajah lagi tapi orang pribumi. Mengingat pada beberapa sebelum HARDIKNAS di kabarkannya salah satu rektor di Universitas tertua di Bali ditetapkan menjadi tersangka korupsi. Aksi cuci almet dalam memperingati Hari Pendidikan

Nasional adalah sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa dan bentuk simbolisasi pembersihan alamamater dari tangan kotor birokrat kampus. Aksi ini semula direncanakan pukul 14.00 WITA namun diundur menjadi pukul 18.00 WITA dikarenakan ada informasi penetapan hasil sidang Pra-peradilan yang dimajukan dari yang dijadwalkan sebelumnya pada 3 Mei 2023. Aksi ini dilaksanakan di lapangan depan Gedung Rektorat Udayana dengan pemasangan beberapa spanduk yang berisi ungkapan kekecewaan mahasiswa yang mengungkapkan rasa malu dan kecewa mahasiswa atas nama besar udayana yang tercoreng belakangan ini. Aksi dimulai dengan orasi sebagai bentuk penyampaian propaganda dan aspirasi. 

Pencucian almet diikuti oleh seluruh peserta yang telah serentak membawa jas alamamater dijemur pada pilar Gedung Rektorat Kampus Jimbaran. Dalam aksi ini juga Mahasiswa Udayana menyatakan ucapan satire “Selamat dan sukses atas kalahnya Prof. Antara dalam Pra-peradilan hari ini, selamat berjuang!”. 

Pasca aksi, dilakukan screening film yang berjudul “Pendidikan : NKRI Harga Naik” dari Watchdoc. Setelah itu mahasiswa melakukan diskusi yang bertajuk “Pendidikan Yang Diwarnai oleh Komersialisasi, Privatisasi, dan Politisasi.”

Masih dengan nafas perjuangan yang sama; Mahasiswa Udayana menuntut reformasi Udayana, sebagai bahan refleksi dan pembenahan birokrasi di lingkungan kampus. Dengan tegas, menolak bentuk komersialisasi, privatisasi, dan politisasi pendidikan dan tentunya Langkah ini tidak hanya akan berhenti disini. Jadikan momentum Hari Pendidikan Nasional sebagai momentum perjuangan, memastikan pendidikan menjadi inklusif dan dapat dijangkau semua kalangan, tidak hanya calon mahasiswa yang mampu membayar ratusan hingga miliaran rupiah.